31 January 2010

Sepak Bola dan Kemacetan

Hari Sabtu malam tanggal 30 Januari 2010 kemarin terus terang menjadi hari yang cukup menggelitik buat aku. Apa pasal? Karena pada waktu itu di sekitar rumahku terjadi kemacetan yang luar biasa di seputaran Jl. RS Fatmawati.
Kemacetan yang terjadi semakin diperparah dengan kondisi hujan lebat, sehingga lalu lintas semakin tampak semrawut ngga karuan.
Pas pada hari itu, kebetulan Rifqi anakku yang paling bontot kepingin makan sea food di bilangan pondok labu yang letaknya tidak terlalu jauh dari rumah. Namun dikarenakan macet yang rrruaaar biasa tidak memungkinkan untuk menggunakan kendaraan sendiri ke tempat tujuan.
Hujan masih cukup deras, namun perut sudah tidak bisa diajak kompromi, akhirnya kami putuskan untuk meninggalkan mobil di depan komplek, dan kami melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki :).
Sepanjang jalan kami melihat kondisi lalu lintas yang kacau balau, karena tidak terlihat seorang polisipun yang membantu mengatur lalu lintas.
Akhirnya kami bisa sampai ke tempat tujuan dengan kombinasi naik angkot, karena hujan pada saat itu masih cukup membuat kami basah kuyub.
Perut sudah kenyang, namun kelihatannya macet belum usai. Terpaksa kami pulang berjalan kaki kembali untuk mencapai parkiran mobil di depan komplek kami. Ternyata berjalan kaki masih jauh lebih cepat daripada menggunakan sepeda motor sekalipun ! Luar biasa macetnya.
Apa penyebab kemacetan ini? Pikiran dan pertanyaan tersebut terlintas di kepala. Ternyata kemacetan parah ini adalah imbas dari pertandingan sepak bola di stadion Lebak Bulus. Ya Allah, luar biasa sekali akibat yang ditimbulkan dari sebuah pertandingan sepak bola kesebelasan favorit di Jakarta.
Kemacetan yang ditimbulkan sangat luar biasa. Kebetulan kami masih bisa menggunakan alternatif jalan kaki ke tempat tujuan, bagaimana dengan orang sakit yang harus dibawa menggunakan mobil ambulance? Bagaimana dengan ibu ibu yang hendak melahirkan? Bagaimana dengan seseorang yang harus ke bandara dgn cepat karena tidak mungkin terlambat? Dan masih banyak lagi keperluan yang dirugikan karena efek dari sebuah pertandingan sepak bola.
Apakah sepadan sebuah pertandingan sepak bola dengan ribuan kepentingan masyarakat? Aku ngga habis pikir, kejadian ini sudah beberapa kali terjadi di daerah kami, namun tetap saja berulang dan kami masyarakat sekitar lebak bulus jadi korbannya. Bagaimana aku harus mencintai dunia persepak bolaan Indonesia jika persepak bolaan indonesia tidak memikirkan penderitaan masyarakat? Jadi tergelitik dengan sebuah celetukan nakal seorang teman, dia mengatakan mungkin lebih baik dikeluarkan sebuah fatwa, yang mengatakan kalo menonton bola itu haram :)