10 July 2010

Mencegah lebih baik daripada mengobati

Ingatlah sakit selagi sehat. Mencegah lebih baik daripada mengobati. Mungkin itu beberapa kalimat yang biasa kita dengar selama ini. Apakah selama ini kita sudah menjalankannya? Rasanya jarang atau bahkan sulit sekali. Biasanya di saat kita sehat selalu kita beraktifitas terus menerus tanpa menghiraukan keterbatasan kemampuan fisik kita. Biasanya di saat sakit baru kita mengunjungi dokter untuk diobati.

Penyakit, siapa yang menginginkan hal yang satu itu? Bahkan seorang dokter pun yang biasa mengobati pasien, tidak akan menginginkan dirinya dihinggapi oleh suatu penyakit. Penyakit yang berjangkit di sekitar kita bermacam-macam jenisnya. Dari yang ringan, sampai yang ganas, dari yang kelas panu sampai kelas kanker.

Saat ini ibunda tercinta sedang berjuang untuk melawan penyakit yang dideritanya. Kurang lebih sudah 4 tahun ibunda menderita penyakit yang awalnya disebut dengan tumor payudara. Namun karena rasa ketakutan dan ketidakberanian menghadapi kenyataan bahwa dirinya mengidap penyakit tumor payudara, ibunda awalnya tidak pernah ada niatan sedikitpun untuk berobat ke dokter. Selama kurang lebih 4 tahun pengobatan yang dijalani hanya berobat secara herbal alternatif. Pengobatan alternatif biasanya bergerak lambat dibandingkan dengan pengobatan medis dengan metode obat-obatan kimia. Pengobatan alternatif juga menuntut untuk dilakukan secara rutin dan berkesinambungan. Akan jauh lebih baik jika pengobatan alternatif tetap dijalankan bersamaan dengan pengobatan secara medis. Mengapa? Supaya obyek penyakit yang diserang tetap terarah dan tepat sasaran. Karena biasanya pengobatan alternatif pun tetap membutuhkan catatan diagnosa dan observasi dari sisi medis.

Kembali lagi ke cerita ibunda tercinta. Saat ini beliau sedang berjuang melawan penyakit yang sudah diderita sekian tahun lamanya. Awalnya hanya berupa benjolan yang sebesar kacang polong di payudara kanan, yang lama kelamaan membesar dan berubah menjadi sebuah penyakit yang membahayakan jiwa. Apakah itu ? Kanker ganas yang mematikan ! Apa itu penyakit kanker, dan apa pula penyebabnya? Kanker adalah sebutan lain dari tumor ganas. Pertumbuhan sel yang tidak semestinya dan bisa mengganggu fungsi dari bagian yang dihinggapinya, itulah yang disebut dengan tumor. Tumor ada yang jinak dan ada yang ganas. Untuk tumor jinak biasanya tidak akan menjalar ke tempat lain, namun untuk tumor ganas dia bisa menyebar ke organ lain dengan sangat cepat.
Nah, ibundaku saat ini sudah menderita tumor ganas atau biasa yang disebut dengan kanker yang berasal dari payudaranya. Untuk mengetahui apakah sebuah tumor dikatakan ganas harus melalui serangkaian test patologi jaringan. Biopsi harus dilakukan untuk pengambilan sample jaringan untuk dilihat keganasan sel tumornya. Alat yang digunakan untuk pengambilan jaringan berupa jarum yang ditengahnya ada rongga kurang lebih berdiameter 1-2 mm. Jaringan akan memenuhi rongga jarum, yang kemudian jaringan tersebut di letakkan di sebuah tabung berisi cairan formalin agar awet.

Penyebaran saat ini sudah di stadium 4 (akhir). Penyebaran sementara dideteksi sudah menyerang hampir seluruh tulang dengan beberapa spot. Yang terparah adalah penyerangan pada ruas tulang belakang. Penyebaran di tulang belakang ini yang menyebabkan ibunda jika untuk tidur rebahan terasa sakit dan sangat tidak nyaman. Untuk bangun dari posisi rebahan ke duduk saja mesti dibantu. Sakit menjalar di seluruh kujur tubuhnya. Untuk mengetahui penyebaran di tulang, menggunakan metode bone scanning. Bone scanning hanya dapat dilakukan di beberapa rumah sakit besar di Jakarta, di antaranya adalah : RSCM, RS Pertamina Pusat, Darmais dan RS Gatot Subroto.

Luar biasa ganas penyakit ini. Bisa membuat badan habis hanya dalam jangka waktu satu bulan saja. Ada beberapa metode pengobatan untuk mengobati penyakit ini. Salah satunya yang paling populer adalah kemoterapi. Pengobatan ini tidak dapat dilakukan terhadap ibunda saya disebabkan kondisinya yang sudah lemah. Pengobatan ini hanya bisa dilakukan terhadap orang orang yang kondisinya masih memungkinkan. Efek dari kemoterapi sangatlah berat, jika tidak kuat tidak menutup kemungkinan pasien malah meninggal dunia.

Apapun metode pengobatan yang digunakan, tidak kalah pentingnya sugesti pasien. Sugesti pasien sangat diperlukan untuk kesembuhan. Berapa pun mahalnya obat tidak akan berguna jika pasien sendiri tidak percaya akan khasiat obat yang digunakannya.

Dengan selelumit cerita di atas, mudah mudahan dapat mengingatkan kita semua akan pentingnya menjaga kesehatan. Hal kecil yang berhubungan dengan kesehatan hendaknya jangan diabaikan. Hendaknya kita selalu ingat dengan istilah lebih baik mencegah daripada mengobati. Semoga kita semua selalu diberikan kesehatan dan perlindungan oleh Allah SWT, amin.

4 comments:

veronicaratna said...

Tulisan yang cukup menarik dan mengalir :) Sharing yang bisa memberikan gambaran ttg penyakit yang sangat kita takuti dan yang sempat menduduki urutan ke 2 stlh jantung sbg pembunuh manusia paling banyak (cmiiw). Kanker. Membuat jantung tertahan sesaat bila kita mendengar penyakit itu diderita oleh seseorang, terlebih oleh kerabat atau bahkan anggota keluarga kita sendiri. Penyakit yang sulit utk disembuhkan, walau masih ada porsi utk sebuah kesembuhan bagi yg menderita.

Saya sangat setuju dengan pernyataan yang diangkat, bahwa 'mencegah lebih baik daripada mengobati'. Kita harus pandai2 menjaga kesehatan kita dari apa yg disebut kebiasaan/ gaya hidup modern yg kadang justru merugikan kita sendiri.

Trima kasih, sudah disadarkan kembali dengan pernyataan yg sdh tdk asing di telinga kita tapi bisa memberikan peringatan ulang utk pentingnya menjaga kesehatan demi orang2 sekitar yang kita sayangi. :)

Wiryawan Elgo Suwadi said...

Terima kasih komentarnya, semoga kita semua selalu waspada dan care dengan kesehatan kita.

Unknown said...

siang,

terima kasih atas tulisannya, mau sedikit sharing dan tanya, tante suamiku umur 47 tahun, saat ini terkena kanker payudara dan metas ke paru (aku liat dari catatan rontgen thoraxnya), saat ini beliau konsul dengan dr.ramadhan (di dharmais dan yki lebak bulus). Terus terang beliau telat memeriksakan keluhannya ke dokter dan lebih memilih alternatif. Beliau mencoba untuk menjalani pengobatan dengan prosedur BPJS, tapi untuk ketemu dengan dokter nya saja perlu waktu tunggu 3 bulan. Saat ini kondisi payudara sudah membesar (puting sudah masuk kedalam) dan sudah ada luka, dan prosedur bone scan blum dijalankan sehubungan dengan ketersediaan obat yang kosong (konfirmasi dari dharmais). Mohon saran bagaimana menyikapi hal ini, terima kasih. desy suhartanti

Wiryawan Elgo Suwadi said...

Selamat Pagi,

Boleh tau kondisi fisik tantenya saat ini bagaimana?